SEJARAH EKONOMI INDONESIA
KELOMPOK :
- Hendra Eka
Suparman (23215111)
- Nurul Huda (25215234)
- Theo Manggalapi Wibowo (26215867)
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2016
Daftar Isi
Sejarah pra konoalisme........................................................................................................ 1
Sistem Monopoli VOC.................................................................................................... 1-2
Sistem tanam paksa.......................................................................................................... 2-3
Sistem ekonomi kapitalis liberal.......................................................................................... 3
Era pendudukan jepang................................................................................................... 3-5
Cita – cita ekonomi merdeka............................................................................................... 5
Ekonomi Indonesia setiap periode pemerintahaan orde
lama, orde baru, dan reformasi
......................................................................................................................................... 6-9
Daftar Pustaka................................................................................................................... 10
Sejarah pra konoalisme
Pada masa sebelum kekuatan
Eropa Barat mampu menguasai daratan dan perairan Asia Tenggara, belum ada
Indonesia. Nusantara yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia terdiri dari
pulau-pulau dan tanah yang dikuasai oleh berbagai kerajaan dan kekaisaran,
kadang hidup berdampingan dengan damai sementara di lain waktu berada pada
kondisi berperang satu sama lain. Nusantara yang luas tersebut kurang memiliki
rasa persatuan sosial dan politik yang dimiliki Indonesia saat ini.Meskipun
demikian, jaringan perdagangan terpadu telah berkembang di wilayah ini
terhitung sejak awal permulaan sejarah Asia.Terhubung ke jaringan perdagangan
merupakan aset penting bagi sebuah kerajaan untuk mendapatkan kekayaan dan
komoditas, yang diperlukan untuk menjadi kekuatan besar. Tapi semakin menjadi global
jaringan perdagangan ini di nusantara, semakin banyak pengaruh asing berhasil
masuk; suatu perkembangan yang akhirnya akan mengarah pada kondisi penjajahan.
Keberadaan
sumber-sumber tertulis adalah yang memisahkan masa sejarah dari masa
prasejarah.Karena sedikitnya sumber-sumber tertulis yang berasal dari masa
sebelum tahun 500 Masehi, sejarah Indonesia dimulai agak terlambat.Diduga
sebagian besar tulisan dibuat pada bahan yang mudah rusak dan - ditambah dengan
iklim tropis lembab dan standar teknik konservasi yang berkualitas rendah pada
saat itu - ini berarti bahwa sejarawan harus bergantung pada inskripsi/prasasti
di atas batu dan studi sisa-sisa candi kuno untuk menelusuri sejarah paling
terdahulu nusantara.Kedua pendekatan ini memberikan informasi mengenai struktur
politik tua karena baik sastra maupun pembangunan candi adalah contoh budaya
tinggi yang diperuntukkan bagi elit penguasa.
Sejarah Indonesia memiliki
ciri sangat khas, yaitu umumnya berpusat di bagian barat Nusantara (khususnya
di pulau Sumatera dan Jawa).Karena sebagian besar bagian timur Nusantara
memiliki sedikit kegiatan ekonomi sepanjang sejarah (terletak jauh dari jalur
perdagangan utama), hal itu menyebabkan sedikitnya kegiatan politik; suatu
situasi yang berlanjut hingga hari ini.
Sistem Monopoli VOC
Monopoli perdagangan VOC di Indonesia – Dengan berbagai cara VOC berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia serta pelabuhan-pelabuhan penting. Kecuali itu, juga berusaha memaksakan monopoli perdagangan rempah-rempah.Bagaimana VOC menjalankan usahanya tersebut? Pertama-tama berusaha menguasai salah satu pelabuhan penting, yang akan dijadikan pusat VOC.
Monopoli perdagangan VOC di Indonesia – Dengan berbagai cara VOC berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia serta pelabuhan-pelabuhan penting. Kecuali itu, juga berusaha memaksakan monopoli perdagangan rempah-rempah.Bagaimana VOC menjalankan usahanya tersebut? Pertama-tama berusaha menguasai salah satu pelabuhan penting, yang akan dijadikan pusat VOC.
Untuk keperluan
tersebut ia mengincar kota Jayakarta. Ketika itu Jayakarta di bawah kekuasaan Kerajaan Islam
Banten.Sultan Banten mengangkat Pangeran Wijayakrama sebagai adipati di
Jayakarta.Mula-mula VOC mendapat izin dari Pangeran Wijayakrama untuk
mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Tetapi ketika gubernur jenderal dijabat
oleh J.P. Coen.Pangeran Wijayakrama diserangnya.Kota Jayakarta direbut dan
dibakar. Kemudian di atas reruntuhan kota Jayakarta, J.P. Coen membangun sebuah
kota baru.Kota baru itu diberinya nama Batavia. Peristiwa tersebut pada tahun
1619.Kota Batavia itulah yang kemudian menjadi pusat VOC.
Setelah memiliki
sebuah kota sebagai pusatnya, maka kedudukan VOC makin kuat. Usaha untuk
menguasai kerajaan-kerajaan dan pelabuhan-pelabuhan penting ditingkatkan. Cara
melakukannya dengan politik dividi et
impera atau politik mengadu domba.Mengadu dombakan sesama bangsa
Indonesia atau antara satu kerajaan dengan kerajaan lain. Tujuannya agar
kerajaan-kerajaan di Indonesia menjadi lemah, sehingga mudah dikuasainya.VOC
juga sering ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan di
Indonesia.Untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli,
terutama di Maluku. Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC menetapkan
beberapa peraturan, yaitu sebagai berikut :
1. Rakyat Maluku
dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC.
2. Jumlah tanaman
rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
3. Tempat menanam
rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
Agar pelaksanaan
monopoli tersebut benar-benar ditaati oleh rakyat, VOC mengadakan Pelayaran Hongi.Pelayaran Hongi ialah
patroli dengan perahu kora-kora, yang dilengkapi dengan senjata, untuk
mengawasi pelaksanaan monopoli di Maluku.Bila terjadi pelanggaran terhadap
peraturan tersebut di atas, maka pelanggarnya dijatuhi hukuman.Hukuman terhadap
para pelanggar peraturan monopoli disebut ekstirpasi.Hukuman itu berupa pembinasaan tanaman rempah-rempah
milik petani yang melanggar monopoli, dan pemiliknya disiksa atau bisa-bisa
dibunuh.Bukan main kejamnya tindakan VOC waktu itu.Akibatnya penderitaan rakyat
memuncak.Puluhan ribu batang tanaman pala dan cengkih dibinasakan.Ribuan rakyat
disiksa, dibunuh atau dijadikan budak.Ribuan pula rakyat yang melarikan diri
meninggalkan kampung halamannya, karena ngeri melihat kekejaman Belanda.Tidak
sedikit yang meninggal di hutan atau gunung karena kelaparan.Tanah milik rakyat
yang ditinggalkan, oleh VOC dibagi-bagikan kepada pegawainya.Karena kekejaman
tersebut maka timbulah perlawanan di berbagai daerah.
Sistem tanam paksa
Pada tahun 1830
pada saat pemerintah penjajah hampir bangkrut setelah terlibat perang Jawa
terbesar (Perang Diponegoro, 1825-1830), Gubernur
Jenderal Judo mendapat izin khusus melaksanakan sistem Tanam Paksa (Cultuur
Stelsel) dengan tujuan utama mengisi kas pemerintahan jajahan yang kosong, atau
menutup defisit anggaran pemerintah penjajahan.Sistem tanam paksa berangkat dari asumsi bahwa desa-desa di Jawa berutang sewa tanah kepada pemerintah, yang biasanya diperhitungkan senilai 40% dari hasil panen utama desa yang bersangkutan. Van den Bosch ingin setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanam komoditi ekspor ke Eropa (kopi, tebu, dan nila). Penduduk dipaksa untuk menggunakan sebagian tanah garapan (minimal seperlima luas, 20%) dan menyisihkan sebagian hari kerja untuk bekerja bagi pemerintah dengan mengikuti tanam paksa, desa akan mampu melunasi utang pajak tanahnya. Bila pendapatan desa dari penjualan komoditi ekspor itu lebih banyak daripada pajak tanah yang mesti dibayar, desa itu akan menerima kelebihannya. Jika kurang, desa tersebut mesti membayar kekurangan tadi dari sumber-sumber lain.
Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 sampai tahun 1835.Menjelang tahun 1840 sistem ini telah sepenuhnya berjalan di Jawa.
Pemerintah kolonial memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga kerja yang serba gratis.Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang permintaannya di pasar dunia sedang membubung, dibudidayakan.Bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda, sistem ini berhasil luar biasa.Karena antara 1831-1871 Batavia tidak hanya bisa membangun sendiri, melainkan punya hasil bersih 823 juta gulden untuk kas di Kerajaan Belanda.Umumnya, lebih dari 30 persen anggaran belanja kerajaan berasal kiriman dari Batavia.Pada 1860-an, 72% penerimaan Kerajaan Belanda disumbang dari Oost Indische atau Hindia Belanda.Langsung atau tidak langsung, Batavia menjadi sumber modal. Misalnya, membiayai kereta api nasional Belanda yang serba mewah. Kas kerajaan Belanda pun mengalami surplus.
Badan operasi sistem tanam paksa Nederlandsche Handel Maatchappij (NHM) merupakan reinkarnasi VOC yang telah bangkrut.Akibat tanam paksa ini, produksi beras semakin berkurang, dan harganya pun melambung.Pada tahun 1843, muncul bencana kelaparan di Cirebon, Jawa Barat. Kelaparan juga melanda Jawa Tengah, tahun 1850 sistem tanam paksa yang kejam ini, setelah mendapat protes keras dari berbagai kalangan di Belanda, akhirnya dihapus pada tahun 1870, meskipun untuk tanaman kopi di luar Jawa masih terus berlangsung sampai 1915. Program yang dijalankan untuk menggantinya adalah sistem sewa tanah dalam UU Agraria 1870.
Sistem ekonomi kapitalis liberal
Sistem ekonomi
kapitalis dikenal juga sebagai sistem ekonomi liberal.Sistem ekonomi
kapitalis merupakan suatu sistem ekonomi yang menghendaki kebebasan
yang seluas-luasnya bagi setiap individu untuk melakukan tindakan ekonomi tanpa
campur tangan dari pemerintah. Kondisi ini benar-benar tidak memerlukan campur
tangan pemerintah atau dengan kata lain, pemerintah akan benar-benar lepas
tangan terhadap pengambilan keputusan ekonomi.
Sistem ekonomi ini
pernah dianut Indonesia di tahun 1950-an sebelum akhirnya diganti dengan sistem
ekonomi Pancasila. Negara lainnya yang menganut sistem ekonomi
kapitalis antara lain: Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis,
Belgia, Irlandia, dan Swiss.
Era pendudukan jepang
Pada jaman pendudukan Jepang kehidupan ekonomi rakyat sangat
menderita.Lemahnya ekonomi rakyat berawal dari sistem bumi hangus Hindia
Belanda ketika mengalami kekalahan dari Jepang pada bulan Maret 1942.Sejak
itulah kehidupan ekonomi menjadi lumpuh dan keadaan ekonomi berubah dari
ekonomi rakyat menjadi ekonomi perang.Langkah pertama yang dilakukan Jepang
adalah merehabilitasi prasarana ekonomi seperti jembatan, alat-alat
transportasi dan komunikasi.Selanjutnya Jepang menyita seluruh kekayaan musuh
dan dijadikan hak milik Jepang, seperti perkebunan-perkebunan, bank-bank,
pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, telekomunikasi dan lainlain.Hal ini
dilakukan karena pasukan Jepang dalam melakukan serangan ke luar negaranya
tidak membawa perbekalan makanan Kebijakan ekonomi pemerintah pendudukan Jepang
diprioritaskan untuk kepentingan perang. Perkebunan kopi, teh dan tembakau yang
dianggap sebagai barang kenikmatan dan kurang bermanfaat bagi kepentingan
perang diganti dengan tanaman penghasil bahan makanan dana tanaman jarak untuk
pelumas.
Pola ekonomi perang yang dilancarakan oleh Tokyo dilaksanakan
secara konsekuen dalam wilayah yang diduduki oleh angkatan perangnya.Setiap
lingkungan daerah harus melaksanakan autarki (berdiri di atas kaki sendiri),
yang disesuaikan dengan situasi perang. Jawa dibagi atas 17 lingkungan autarki,
Sumatra atas 3 lingkungan dan daerah Minseifu (daerah yang diperintah Angkatan
Laut Jepang) dibagi atas 3 lingkungan autarki. Karena dengan sistem
desentralisasi maka Jawa merupakan bagian daripada “LingkunganKemakmuran
Bersama Asia Timur Raya” mempunyai dua tugas, yakni:
- memenuhi
kebutuhan sendiri untuk tetap bertahan,
- mengusahakan
produksi barang- barang untuk kepentingan perang.
Seluruh kekayaan alam Indonesia dimanfaatkan Jepang untuk
biaya perang.Bahan makanan dihimpun dari rakyat untuk persediaan prajurit
Jepang seharihari, bahkan juga untuk keperluan perang jangka panjang. Beberapa
tindakan Jepang dalam memeras sumber daya alam dengan cara-cara berikut ini :
- Petani
wajib menyetorkan hasil panen berupa padi dan jagung untuk keperluan
konsumsi militer Jepang. Hal ini mengakibatkan rakyat menderita kelaparan.
- Penebangan
hutan secara besar-besaran untuk keperluan industri alat-alat perang,
misalnya kayu jati untuk membuat tangkai senjata. Pemusnahan hutan ini
mengakibatkan banjir dan erosi yang sangat merugikan para petani. Di
samping itu erosi dapat mengurangi kesuburan tanah.
- Perkebunan-perkebunan
yang tidak ada kaitannya dengan keperluan perang dimusnahkan, misalnya
perkebunan tembakau di Sumatera. Selanjutnya petani diwajibkan menanam
pohon jarak karena biji jarak dijadikan minyak pelumas mesin pesawat
terbang. Akibatnya petani kehilangan lahan pertanian dan kehilangan waktu
mengerjakan sawah. Sedangkan untuk perkebunan-perkebunan kina, tebu, dan
karet tidak dimusnahkan karena tanaman ini bermanfaat untuk kepentingan perang.
- Penyerahan
ternak sapi, kerbau dan lain-lain bagi pemilik ternak. Kemudian ternak
dipotong secara besar-besaran untuk keperluan konsumsi tentara Jepang. Hal
ini mengakibatkan hewan-hewan berkurang padahal diperlukan untuk
pertanian, yakni untuk membajak. Dengan dua tugas inilah maka serta
kekayaan pulau Jawa menjadi korban dari sistem ekonomi perang pemerintah
pendudukan Jepang.
Cara yang ditempuh untuk pengerahan tenaga Romusha ini
dengan bujukan, tetapi apabila tidak berhasil dengan cara paksa. Untuk menarik
simpati penduduk, Jepang mengatakan bahwa Romusha adalah pahlawan pekerja yang
dihormati atau prajurit ekonomi.Mereka digambarkan sebagai orang yang sedang
menunaikan tugas sucinya untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya.Sedangkan
panitia pengerah Romusha disebut Romukyokai.Di samping rakyat, bagi para pamong
praja dan pegawai rendahan juga melakukan kerja bakti sukarela yang disebut
Kinrohoshi.Pemimpin-pemimpin Indonesia membantu pemerintah Jepang dalam
kegiatan Romusha ini. Bung Karno memberi contoh berkinrohonsi (kerja bakti),
Bung Hatta memimpin Badan Pembantu Prajurit Pekerja atau Romusha. Ali
Sastroamijoyo, S.H. mempelopori pembaktian barang-barang perhiasan rakyat untuk
membantu biaya perang Jepang.
Akibat dari Romusha ini jumlah pria di kampung-kampung
semakin menipis, banyak pekerjaan desa yang terbengkelai, ribuan rakyat tidak
kembali lagi ke kampungnya, karena mati atau dibunuh oleh Jepang.Coba
bandingkan dengan rodi pada jaman penjajahan Belanda Untuk mengawasi penduduk
atas terlaksananya gerakan-gerakan Jepang maka dibentuklah tonarigumi (rukun
tetangga) sampai ke pelosok pelosok pedesaan.Dengan demikian sumber daya
manusia rakyat Indonesia khususnya di Jawa dimanfaatkan secara kejam untuk
kepentingan Jepang.Akibat dari tekanan politik, ekonomi, sosial maupun kultural
ini menjadikan mental bangsa Indonesia mengalami ketakutan dan kecemasan.
Cita – cita ekonomi merdeka
Jika banyak di antara kita dalam
beberapa tahun terakhir merasa gusar tentang telah terjadinya perpecahan dan
saling curiga antarorang dan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, mengapa
tidak banyak yang “melayangkan” pikiran ke kondisi “bangsa” tahun 1928.
Ketika pemuda-pemudi kita menyatakan sumpah “bersatu” karena merasa bertanah air, berbangsa dan berbahasa yang sama yaitu Indonesia, tentulah ketika itu ada perasaan amat kuat untuk menyingkirkan perbedaan-perbedaan, dan bertekad kuat menemukan persamaan-persamaan. Pemuda-pemudi kita waktu itu menyepakati satumusuh bersama yaitu penjajah Belanda, dan mereka bersumpah untuk bersatu mengusir musuh itu.Indonesia Medeka adalah tujuan semua gerakan pemuda.Pada tahun itu juga, bulan Maret 1928, pemuda Moh. Hatta yang baru berusia 26 tahun membuat pembelaan luar biasa di pengadilan Den Haag, dengan hasil ia dibebaskan dari tuduhan “menghasut terhadap kekuasaan umum”.
Ketika pemuda-pemudi kita menyatakan sumpah “bersatu” karena merasa bertanah air, berbangsa dan berbahasa yang sama yaitu Indonesia, tentulah ketika itu ada perasaan amat kuat untuk menyingkirkan perbedaan-perbedaan, dan bertekad kuat menemukan persamaan-persamaan. Pemuda-pemudi kita waktu itu menyepakati satumusuh bersama yaitu penjajah Belanda, dan mereka bersumpah untuk bersatu mengusir musuh itu.Indonesia Medeka adalah tujuan semua gerakan pemuda.Pada tahun itu juga, bulan Maret 1928, pemuda Moh. Hatta yang baru berusia 26 tahun membuat pembelaan luar biasa di pengadilan Den Haag, dengan hasil ia dibebaskan dari tuduhan “menghasut terhadap kekuasaan umum”.
Dua tahun kemudian di pengadilan (landraad)
Bandung, seorang pemuda lain Ir. Soekarno, yang berusia 29 tahun, juga diadili
karena dituduh melalui partai yang dipimpinnya, Partai Nasional Indonesia, akan
memberontak terhadap pemerintah yang sah, pemerintah Hindia-Belanda. Ir.
Soekarno akhirnya dihukum 4 tahun penjara.
Apa yang seharusnya menyentak kita
semua sekarang yang membiarkan berkembangnya rasa saling curiga dan saling
bermusuhan? Mengapa kita tidak lagi merasa perlu bersatu menghadapi “musuh
bersama” yang menghadang seluruh rakyat dan bangsa kita yaitu kemiskinan,
kedunguan, dan keserakahan.Mengapa gugatan Soekarno terhadap
keserakahan kapitalisme-liberalisme-imperialisme kini, 75 tahun kemudian
kita anggap gugatan kuno yang tidak cocok lagi dengan kondisi sekarang?Mengapa
ada pakar ekonomi kita yang lebih suka memilih globalisme kapitalis ketimbang
idealisme Hatta yang dianggapnya tidak lagi relevan?
Demikianlah kita menghimbau pakar-pakar
penyusun Visi Masa Depan Bangsa untuk tidak meninggalkan sejarah. Justru
sejarah kita harus dijadikan pangkal tolak melihat masa depan. Dan jika kita
ingin melihat visi masyarakat Indonesia ke depan, titik-titik dan periode
sejarah masa lalu harus menjadi pegangan kita karena akan lebih jelas
perbandingannya. Maka pilihan Visi Indonesia 2020 atau 2025 menjadi tidak
relevan. Kami dengan mantap menyarankan kita untuk menyusun:
Ekonomi Indonesia setiap periode
pemerintahaan orde lama, orde baru, dan reformasi
Sejak berdirinya negara Republik
Indonesia, sudah banyak tokok-tokoh negara yang saat itutelah merumuskan bentuk
perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individumaupun
diskusi kelompok.Tetapi pada pemerintah orde lama masih belum mampu
memperbaikikeadaan ekonomi negara Republik Indonesia yang memburuk.
·
Orde lama (Demokrasi Terpimpin)
Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat
buruk, antara lain disebabkanoleh :
a. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya
lebih dari satu mata uang secara tidakterkendali. Pada waktu itu, untuk
sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yangberlaku di wilayah
RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda,dan
mata uang pendudukan Jepang.
b.AdanyablokadeekonomiolehBelandasejakbulanNovember1945untukmenutuppintuperdagangan
luar negeri RI.
c. Kas negara kosong.
d. Eksploitasi besar-besaran di masa
penjajahan.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan ekonomi, antara lain :
a. Program Pinjaman Nasional
dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan masa ini
disebut masa liberal, karena dalam politik maupun sistem ekonominya
menggunakanprinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai
teori-teori mazhab klasik yangmenyatakan laissez faire laissez passer.Padahal
pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha
nonpribumi, terutama pengusaha Cina.Pada akhirnya sistem ini hanyamemperburuk
kondisi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk
mengatasi masalah ekonomi, antara lain :
a) Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang
(sanering) 20 Maret 1950, untukmengurangijumlah uang yang beredar agar tingkat
harga turun.
b) Program Benteng (Kabinet Natsir)
c) Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia
pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 tahun 1951 dengan fungsi sebagai bank
sentral dan bank sirkulasi.
d) Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I)
yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo
e) Pembatalan sepihak atas hasil-hasil Konferensi Meja
Bundar, termasuk pembubaran Uni Indonesia – Belanda.
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Sebagai akibat dari dekrit presiden 5 Juli 1959, maka
Indonesia menjalankan sistem demokrasiterpimpin dan struktur ekonomi Indonesia
menjurus pada sistem etatisme (segala-galanya diatur olehdekat dengan
Cendana.Hal ini mengakibatkan Aspirasi rakyat sering kurang didengar
olehpusat.Pembagian PAD juga kurang adil karena 70% dari PAD tiap provinsi tiap
tahunnya harusdisetor kepada Jakarta, sehingga melebarkan jurang pembangunan
antara pusat dan daerah.
·
Orde Baru
Pada
masa Orde Baru, Indonesia melaksanakan pembangunan dalam berbagai aspek
kehidupan.Tujuannya adalah terciptanya masyarakat adil dan makmur yang merata
materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila.Pelaksanaan pembangunan bertumpu
pada TrilogiPembangunan, yang isinya meliputi hal-hal berikut.
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju
terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pembangunan
nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.Berdasarkan Pola Dasar Pembangunan
Nasional disusun Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang yang meliputi kurun waktu
25-30 tahun.Pembangunan Jangka Panjang (PJP) 25 tahun pertama dimulai tahun
1969 – 1994.Sasaran utama PJP I adalah terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat dan
tercapainya struktur ekonomi yang seimbang antara industri dan pertanian.Selain
jangka panjang juga berjangka pendek. Setiap tahap berjangka waktu lima tahun.
Tujuan pembangunan dalam setiap pelita adalah pertanian, yaitu meningkatnya
penghasilan produsen pertanian sehingga mereka akan terangsang untuk membeli
barang kebutuhan sehari-hari yang dihasilkan oleh sektor industri. Sampai tahun
1999, pelita di Indonesia sudah dilaksanakan sebanyak 6 kali. Dalam membiayai
pelaksanaan pembangunan, tentu dibutuhkan dana yang besar. Di samping
mengandalkan devisa dari ekspor nonmigas, pemerintah juga mencari bantuan
kredit luar negeri. Dalam hal ini, badan keuangan internasional IMF berperan
penting.Dengan adanya pembangunan tersebut, perekonomian Indonesia mencapai
kemajuan.Meskipun demikian, laju pertumbuhan ekonomi yang cukup besar hanya
dinikmati para pengusaha besar yang dekat dengan penguasa.Pertumbuhan ekonomi tidak
dibarengi dengan pemerataan dan landasan ekonomi yang mantap sehingga ketika
terjadi krisis ekonomi dunia sekitar tahun 1997, Indonesia tidak mampu bertahan
sebab ekonomi Indonesia dibangun dalam fondasi yang rapuh.Bangsa Indonesia
mengalami krisis ekonomi dan krisis moneter yang cukup berat.Bantuan IMF
ternyata tidak mampu membangkitkan perekonomian nasional.Hal inilah yang
menjadi salah satu factor penyebab runtuhnya pemerintahan Orde Baru tahun 1998.
·
Masa Reformasi
Masa pemerintahan Habibie ditandai dengan dimulainya
kerjasama dengan Dana Moneter
Internasionaluntuk
membantudalamproses pemulihanekonomi. Selainitu,Habibie juga
melonggarkan pengawasan terhadap
media massa dan kebebasan berekspresi.
Presiden BJ Habibie mengambil
prakarsa untuk melakukan koreksi. Sejumlah tahanan politik
dilepaskan. Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar Pakpahan
dibebaskan, tiga hari setelah Habibiemenjabat.Tahanan politik dibebaskan secara
bergelombang.Tetapi, Budiman Sudjatmiko danbeberapa petinggi Partai Rakyat
Demokratik baru dibebaskan pada era Presiden AbdurrahmanWahid.Setelah Habibie
membebaskan tahanan politik, tahanan politik baru muncul.Sejumlahaktivis
mahasiswa diadili atas tuduhan menghina pemerintah atau menghina kepala
negara.Desakanmeminta pertanggungjawaban militeryangterjeratpelanggaranHAM tak bias
dilangsungkan karena kuatnya proteksi politik. Bahkan, sejumlah perwira militer
yang olehMahkamah Militer Jakarta telah dihukum dan dipecat karena terlibat
penculikan, kini telahkembali duduk dalam jabatan struktural.
Ketika Habibie mengganti Soeharto
sebagai presiden tanggal 21 Mei 1998, ada lima isu
terbesar yang harus dihadapinya,
yaitu:
a. masa depan Reformasi;
b. masa depan ABRI;
c. masa depan daerah-daerah yang
ingin memisahkan diri dari Indonesia;
d. masa depan Soeharto, keluarganya,
kekayaannya dan kroni-kroninya; serta
e. masa depan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat.
BerikutinibeberapakebijakanyangberhasildikeluarkanB.J.Habibiedalamrangka
menanggapi tuntutan reformasi dari
masyarakat.
a. Kebijakan dalam bidang politik
Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket
undang-undang masa OrdeBaru dengan tiga undang-undang politik yang lebih
demokratis. Berikut ini tiga undang-undangtersebut.
1. UU No. 2 Tahun 1999 tentang
partai politik
2. UU No. 3 Tahun 1999 tentang
Pemilihan Umum.
3. UU No. 4 Tahun 1999 tentang
Susunan dan Kedudukan DPR/MPR.
b. Kebijakan dalam bidang ekonomi
Untukmemperbaikiperekonomianyangterpuruk,terutamadalamsektorperbankan,
pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional
(BPPN). Selanjutnya pemerintahmengeluarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan TidakSehat, serta UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
c. Kebebasan menyampaikan pendapat
dan pers
Kebebasan menyampaikan pendapat
dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini
terlihat dari munculnya partai-partai politik dari berbagai
golongan dan ideologi. Masyarakatbisa menyampaikan kritik secara terbuka kepada
pemerintah. Di samping kebebasan dalammenyatakan pendapat, kebebasan juga
diberikan kepada pers. Reformasi dalam pers dilakukandengan cara
menyederhanakan permohonan Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP).
d. Pelaksanaan Pemilu
Pada masa pemerintahan Habibie, berhasil diselenggarakan
pemilu multipartai yang damaidanpemilihanpresidenyangdemokratis.Pemilutersebutdiikutioleh48partaipolitik.Keberhasilan
lain masa pemerintahan Habibie adalah penyelesaian masalah Timor Timur.
UsahaFretilin yang memisahkan diri dari Indonesia mendapat respon.Pemerintah
Habibie mengambilkebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor
Timur.Referendum tersebut dilaksanakanpada tanggal 30 Agustus 1999 di bawah
pengawasan UNAMET.Hasil jajak pendapat tersebutmenunjukkan bahwa mayoritas
rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia.Sejak saat itu TimorTimur lepas dari
Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapat
kemerdekaanpenuhdengannamaRepublik DemokratikTimorLeste denganpresidennyayang
pertamaXanana Gusmao dari Partai Fretilin.
Daftar Pustaka